A. PENDAHULUAN
Agama Kristen pada dasarnya adalah agama sejarah. Artinya landasan utama
berdirinya agama ini bukanlah terletak pada asas-asas yang bersifat umum,
tetapi didasarkan pada kejadian-kejadian nyata, yaitu pada peristiwa-peristiwa
yang sesungguhnya terjadi dalam sejarah. Peristiwa terpenting dari
rangkaian-rangkaian peristiwa tersebut adalah kisah kehidupan seorang tukang
kayu bakar Yahudi yang tidak dikenal, lahir di sebuah kandang hewan, meninggal
dengan tuduhan sebagai seorang penjahat dan bukannya sebagai seorang pahlawan.[1]
Agama ini sering pula disebut “Agama Masehi” atau “Agama Nasrani”. Bilamana
agama ini disebut dengan “Nasrani”, maka nama itu dikaitkan dengan nama sebuah
kampung dekat Yerussalem di mana Nabi Isa (pendirinya) diasuh dan dibesarkan.
Kampung itu bernama “Nazerath”. Bila agama ini agama ini disebut “Kristen” maka
nama itu mengandung arti “orang yang diurapi” yaitu orang yang digosok dengan
minyak suci sebagai suatu upacara konsekrasi (pensucian). Jadi kata Kristen
mengandung arti orang-orang yang telah dibaptiskan dengan perminyakan suci itu.
Dengan pembaptisan tersebut orang telah diakui syah sebagai pengikut Kristus
(orang yang diurapi).[2]
Sedangkan kata “Masehi” ada
hubungannya dengan Messias bahasa Ibrani yang artinya sama dengan Kristus.
Sebutan inilah yang tercantum dalam beberapa ayat suci al-Qur’an, dengan kata:
al-Masih ‘Isa bin Maryam. Sedangkan penganut agama ini oleh al-Qur’an disebut
dengan al-Nazara.[3]
Dari semua agama yang dianut oleh manusia, agama Kristenlah yang paling
luas tersebar di muka bumi ini, dan yang paling banyak penganutnya.[4] Agama
Kristen masuk di Indonesia karena dibawa oleh Vereenigde Oostindische Compagnie
(VOC) atau Belanda pada abad ke-16. Sebagaimana agama-agama lain, Kristen mulai
diterima oleh sebagian penduduk Indonesia yang waktu itu masih menganut
kepercayaan lama.[5]
Untuk lebih lanjutnya akan dijelaskan dalam pembahasan-pembahasan di bawah
ini, yaitu mengenai sejarah agama Kristen, prinsip-prinsip ajaran agama
Kristen, Aliran-aliran dalam agama Kristen (Katolik dan Protestan), serta
Sejarah dan Perkembangan agama Kristen di Indonesia.
A. Sejarah Agama Kristen (Nasrani)
Menurut sejarah, Yesus Kristus dilahirkan pada tahun ke-4 sebelum tahun
pertama Masehi kurang lebih pada tanggal 25 Desember tahun ke-4 SM di sebuah
desa yang bernama Batlehem (Baitu Lahmin). Orang tuanya bernama Yusuf, tukang
kayu yang tinggal di Nazreth, ibunya bernama Maria (Maryam). Kehamilan Maria
bukan karena hubungan kelamin dengan Yusuf, tetapi karena ruh kudus dari Allah.
Pada saat itu Yusuf baru berada dalam status pertunangan dengan Maria. Karena
Prasangka buruk Yusuf terhadap Maria, maka datanglah Malaikat kepadanya untuk
mengabarkan bahwa kehamilan Maria bukan bukan karena perbuatan seseorang,
tetapi karena memang dihendaki oleh Tuhan, dan Maria akan melahirkan anak
laki-laki yang bernama Immanuel (artinya: Allah beserta kita). Kemudian Yusuf
tidak lagi bercampur dengan Maria sehingga melahirkan bayi yang bernama Yesus
atau Immanuel itu.
Yesus sejak kecil diasuh oleh para rahib Yahudi di Yerussalem yang
mengajarkan hukum-hukum Taurat serta berusaha mendidiknya menjadi pengikut
Yahudi. Akan tetapi, setelah dewasa Yesus suka membantah dan menentang pendapat
atau praktek-praktek Yahudi dalam pengamalan hukum-hukum Taurat yang
menyeleweng dari ajaran aslinya.
Ketika berumur 30 tahun, ia dinobatkan menjadi Rasul oleh Yahya. Maka sejak
itu ia menjalankan misi suciya mengkhotbahkan ajaran-ajarannya kepada bangsa
Israel, terutama kepada 12 orang apostel (Rasul) nya. Setelah 7 tahun
menjalankan kerasulannya pada tahun 33 M ia ditangkap oleh Gubernur Romawi di
Palestina yaitu Pontius Pilatus akibat
fitnahan dari Rahib-rahib Yahudi. Ia dituduh ingin menjadi raja Yahudi dengan
melawan kekuasaan Kaisar Romawi yang diwakili oleh Pentius Pilatus di Palestina
itu. Setelah dipenjara beberapa waktu, kemudian dijatuhi hukuman mati di atas
tiang salib. Pada waktu itu Yesus berusia 37 tahun. Salah seorang murid Yesus
sendiri menjadi biang keladi dalam peristiwa penangkapan atas dirinya, yakni
yang bernama Yudas Eskariot (Yahuza). Oleh karena itu, Yudas dipandang telah
murtad dan ke luar dari pengikut Yesus.[6]
Menurut Gereja Kristen, kemangkatan Yesus bukanlah akhir, melainkan awal.
Tiga hari kemudian, Yesus bangkit dari kematian. Para wanita yang pergi ke
makam Yesus pada Minggu pagi tidak melihat jasadnya, selain pakaiannya yang
terlipat di dalam kubur. Kemudian, Yesus menampakkan dirinya pada para wanita
itu. Tanpa berpikir jauh, para wanita itu berlari untuk memberitahukan hal itu
pada murid-murid Yesus yang semula meragukan kebangkitannya. Beberapa saat
kemudian, Yesus mengajak mereka ke sebuah bukit. Memberkati mereka, sebelum
pergi ke surga. Sementara itu, Yesus tidak pernah menampakkan diri lagi di
permukaan bumi.
Pada hari Pantekosta, ketika murid-murid Yesus berkumpul di Yerussalem, Roh
Kudus turun dari surga dan menghinggapi mereka. Sejak itu, mereka tidak lagi
cemas dan takut untuk menjadi rasul-rasul yang berani menjelajahi dunia dan
menyampaikan kabar gembira tentang Tuhan Yesus Kristus.[7]
Jadi menurut kepercayaan Nasrani, Yesus benar-benar telah mati disalib dan
penderitaannya itu tak lain adalah karena demi untuk penebus dosa-dosa manusia
oleh dirinya sendiri. Kepercayaan demikian mengandung tendensi bahwa siapa saja
yang telah menjadi Kristen, maka dosa-dosanya telah diampuni dan ditanggung
oleh Yesus dengan salibnya itu.
Riwayat-riwayat tentang wafatnya Yesus Kristus ini diuraikan dalam
kitab-kitab Injil, misalnya Injil Matius 27: 32-56 dan sebagainya.[8]
B. Prinsip-prinsip Ajaran Agama Kristen
Ajaran-ajaran agama Kristen mempunyai sumber dalam kitab-kitab Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru. Ditemui dalam agama Kristen suatu perumusan pengakuan
(syahadat) yang disyahkan oleh Gereja dan yang patut dipatuhi oleh
pengikut-pengikutnya ialah suatu dasar kepercayaan keagamaan yang dijadikan
salah satu sumber ajaran-ajarannya. Perumusan kesaksian tersebut tersusun dalam
12 pasal, yang akhirnya dapat disebut sebagai syahadat 12 (credo). Untuk lebih
jelasnya akan disebutkan satu persatu sebagai berikut:
1.
Aku percaya kepada Allah sang Bapak yang maha
Kuasa, yang menciptakan langit dan bumi.
2.
Aku percaya kepada Yesus Kristus, putra-Nya
yang tunggal sebagai Tuhanku.
3.
Yang dihamilkan karena ruh suci, lahir dari
gadis Maria.
4.
Yang menderita sengsara pada masa Pontius
Pilatus, disalib sampai mati dan dikubur, turun kegelap gulitaan.
5.
Pada hari yang ketiga dia bangkit kembali dari
tempat kediaman orag yang telah mati.
6.
Lalu naik ke Sorga bersemayam di sebelah kanan
Allah sang Bapak yang maha kuasa dengan tersenyum-senyum.
7.
Dari situ akan kedatangannya kembali untuk
mengadili orang yang hidup dan orang yang mati.
8.
Aku percaya kepada ruh suci.
9.
Aku percaya kepada perkumpulan Kristen yang
satu yang suci dan yang luas yakni himpunan orang-orang suci.
10. Aku percaya kepada diampuninya dosa.
11. Aku percaya dibangkitkannya orang mati.
12. Aku percaya hidup kekal setelah mati.[9]
C.
Aliran-Aliran dalam Agama Kristen
Sama halnya dengan agama lainnya, dalam agama
Kristen terjadi juga pepecahan dalam aliran yang mempunyai titik pandangan yang
berbeda yaitu:
1. Kristen Katolik
a. Arti Istilah Katolik
Kata “Katolik” berasal dari bahasa Yunani
“khatholikos” karena ajarannya tersebar ke seluruh dunia atau dapat diterima di
seluruh dunia. Yang pertama kali memperkenalkan Gereja Katolik adalah Ignatius
dari Antiokia. Lebih lanjut arti Katolik dianggap sebagai sebuah nama bagi
ajaran gereja yang dianggap ”benar”. Sejak Reformasi timbul, muncul beberapa pengertian dalam tentang kata
“Katolik”, dan yang terkenal di antaranya ialah pengertian yang mendapat
pengaruh dari paham Marthin Luther dan John Calvin yang mengajarkan bahwa pada
dasarnya gereja itu tidak tampak. Oleh karena itu, pengertian kata Katolik
mencakup semua orang Kristen, sekalipun terdapat perbedaan antara satu gereja
dengan gereja lainnya. Pada intinya, dapat dimengerti bahwa arti kata Katolik
adalah “am”.[10]
b. Asal Usul Agama Katolik
Sesuai dengan sejarah, Yesus Kristus adalah
pembawa agama Kristen. Pada awal mulanya jemaat Kristen terdiri dari
orang-orang Yahudi. Merekalah yang disebut dengan jemaat purba atau jemaat
Yerussalem, atau ada pula yang menyebut mereka dengan jemaat Nazaret. Agama
Kristen pada mulanya adalah untuk bangsa Yahudi, suatu agama nasional bangsa
Yahudi. Akan tetapi, ketika Petrus bekerja di Yerussalem, sudah terdapat
petunjuk bahwa ia membaptis seorang warga Roma, bernama Kornelius, bersama
keluarganya di Kaesaria, dekat Yerussalem. Ini berarti bahwa agama Kristen
berubah dari agama nasional Yahudi menjadi agama yang bersifat Internasional.
Hal inilah yang merupakan permasalahan begi gereja Yerussalem sehingga Petrus
menghadapi perlawanan. Pada tahun 42 M, ia pindah ke Roma secara misterius, dan
menjadi paus yang pertama di sana. Paus menjabat sebagai paus selama 25 tahun
dan meninggal dunia paa 67 M. Petrus adalah orang pertama dalam gereja dan
dianggap sebagai jemaat induk di Yerussalem. Selain Petrus, Paulus adalah
seorang rasul yang mempunyai peranan besar dalam penyiaran agama Kristen.[11]
c.
Sumber Ajaran Agama Katolik
1). Kitab Suci
Kitab suci yang diakui dan dianggap sah oleh gereja Roma Katolik
sebenarnya sama dengan kitab suci yang dipakai oleh Protestan, kecuali ada
beberapa perbedaan tambahan. Kitab suci agama Kristen adalah al-Kitab
atau Bibel, yang terdiri dari Perjanjian
Lama dan Perjanjian Baru.
Al-Kitab dipercayai merupakan wahyu atau
firman Allah, dalam arti penulisannya mendapat bimbingan dari Roh Kudus. Ini
berarti bahwa al-Kitab berasal dari Allah karena inisiatornya adalah Allah.
Allahlah yang mengambil inisiatif untuk mendorong penulisnya. Allah berada
dibalik pengarangnya. Hal tersebut tidak berarti bahwa Allah mendikte
pengarangnya, dan bukan pula berarti bahwa isi Alkitab diturunkan dari langit.
Berbeda dengan pandangan Islam yang menyatakan bahwa Al-Qur’an merupakan firman
Allah melalui Rasul-Nya, maka menurut Kristen wahyu atau firman Allah yang
tertulis dalam Alkitab disampaikan melalui siapa saja sehingga tidak harus
melalui seorang rasul atau nabi.
a). Perjanjian Lama
Menurut Gereja Katolik, jumlah kitab suci yang
terhimpun dalam Perjanjian Lama adalah 49 buah, selisih 10 buah kitab dari yang
diakui oleh Protestan. Dalam kitab ini dapat dijumpai nama-nama nabi yang juga
disebut dalam al-Qur’an, seperti Ibrahim, Nuh, Ismail, Ishak, Ya’qub, Daud,
Harun dan Musa. Cerita Nabi Adam, termasuk cerita tentang pelanggarannya
terahadap larangan Allah, terdapat dalam Kitab Kejadian yang isinya dimulai
dengan riwayat penciptaan alam ini. Kitab Keluaran menceritakan tentang
keluarnya bangsa Israel dari Mesir, selamat dari perbudakan oleh Fir’aun, di
bawah pimpinan Musa menuju tanah Kanaan melalui gunung Sinai.
b). Perjanjian Baru
Istilah “Perjanjian Baru” dapat berarti tata
keselamatan yang diadakan Allah dalam diri Yesus. Persembahan diri Yesus di
kayu salib merupakan perjanjian bahwa dengan demikian orang yang percaya akan
memperoleh keselamatan. Isi Perjanjian Baru mencakup 27 buah kitab yang terdiri
dari 4 buah Injil, yaitu Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil
Yahya, Kisah Para Rasul yang ditulis oleh Lukas, Surat-Surat Kiriman Paulus
yang berjumlah 14 buah, Surat Yakobas, Surat Petrus, Surat Yohanes, Surat
Yudas, dan Wahyu kepada Yohanes.[12]
2). Tradisi
Untuk mengetahui masalah-masalah ketuhanan, menurut Roma Katolik, ada dua
macam sumber yang tepat dan benar, yaitu Kitab Suci dan Tradisi. Kekuasaan
tradisi gereja sam dengan kekuasaan kitab suci. Kekuasaan tradisi gereja
terbagi menjadi dua macam, yaitu traditio deklarativa, yang artinya
adalah gereja merupakan satu-satunya badan yang dapat menerangkan isi kitab
suci tanpa berbuat kesalahan, dan traditio konstitutiva, yang berarti
gereja mempunyai tradisi yang melengkapi kitab suci.[13]
d. Sistem Kepercayaan Agama Katolik
Ajaran ketuhanan dalam agama Kristen, termasuk gereja
Roma Katolik, adalah sebagaimana tercantum dalam kredo Imam Rasuli, yaitu
Tritunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus.
1). Allah Bapa
Allah Bapa adalah pencipta langit dan bumi serta segala yang terdapat di
dalamnya. Allah Bapa ada di dalam surga. Allah adalah Maha Kasih terhadap
segala ciptaan-Nya terutama kepada manusia. Oleh karena itu Allah senantiasa
menampakkan Diri-Nya kepada manusia sebagaimana telah dilakukannya kepada Musa.
Allah tidak saja berada di surga, tetapi juga di dunia ini (immanent),
bahkan jika manusia dapat menjadi tempat kediaman-Nya. Allah Bapa adalah kekal
adanya. Allah tidak menghendaki kesengsaraan bagi manusia dan tidak
menginginkan manusia terkena mati. Sengsara dan maut datang di dunia karena
dosa. Dosa manusia itulah yang mendatangkan sengsara bagi dirinya sendiri dan
bagi sesama manusia. Jika Tuhan mendatangkan kesengsaraan kepada manusia, maka
itu adalah tidak lain untuk keselamatannya sendiri. Sengsara dapat merupakan
hukuman yang bermanfaat di samping juga dapat merupakan cara untuk memurnikan
manusia.
2). Yesus Kristus sebagai Penebus
Dalam Kredo disebutkan: “Dan akan Yesus Kristus Putra-Nya yang tunggal,
Tuhan Kita”. Umat Kristiani pada umumnya yakin bahwa Yesus adalah Tuhan. Ia
adlah Putra Allah yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Tuhan Yang Maha Kasih
telah berjanji akan mengutus seorang penebus ke dunia, yang akan menebus dosa
asal manusia serta segala akibatnya. Penebus tersebut tidak lain adalah Yesus
Kristus. Menurut Perjanjian Lama, Sang Penebus itu akan diurapi sehingga di
gelari dengan Messiah, al-Masih atau Kristus.
Yesus Kristus diutus ke dunia untuk melawan kejahatan dan untuk mendirikan
kerajaan Allah. Yesus sebagai Tuhan berbuat mukjizat sebagai bukti bahwa
kerajaan Allah sudah dekat, seperti antara lain mukjizat menyembuhkan orang
sakit, membangkitkan orang mati, memberi makan orang banyak di padang gurun
dengan cara yang ajaib. Maksud kerajaan Allah digambarkan dalam ayat sebagai
berikut: “Bila Aku membuang roh jahat dengan Roh Allah, niscaya Kerajaan Allah
pun sudah datang di tengah-tengah kamu”. (Mat. 12:28).
Dalam kepercayaan Roma Katolik dan umumnya umat Kristiani, Yesus selain
diyakini sebagai Tuhan juga diyakini sebagai manusia. Yesus adalah manusia
sebagaimana manusia umumnya, yaitu memiliki darah, tubuh, daging dan jiwa,
merasakan haus dan lapar, senang dan duka. Akan tetapi ia tanpa dosa. Ia lahir
dari seorang ibu, namun dikandung dari Roh Kudus. Inilah yang sekaligus
menunjuka bahwa Yesus adalah Tuhan dan manusia.
3). Roh Kudus
Roh kudus keluar dari Allah Bapa da Allah Putra. Roh Kudus diutus oleh
Yesus Kristus, dari Bapa, kepada manusia, karena Yesus itu tidak menghendaki
manusia itu sendirian. Roh Kudus turun ke dunia, yaitu kepada para rasul dan
murid-murid Yesus dan selanjutnya pada gereja di hari pentekosta, hari kelima
puluh sesudah Paskah atau pada hari kesepuluh sesudah kenaikan Yesus ke surga.
Dapat dikatakan bahwa yang bekerja di dunia sekarang ini ialah Roh Kudus.[14]
Selain itu, agama Kristen Katolik mempercayai adanya:
1). Malaikat
Menurut ajaran Roma Katolik, Malaikat adalah makhluk Allah yang berwujud
roh, mempunyai akal dan memiliki kehendak bebas. Kitab suci menceritakan
beberapa nama malaikat seperti Gabriel, Mikail, Rafail, Kerubin, dan Serafin.
Pada mulanya Allah menciptakan malaikat dengan maksud agar mereka berbakti
kepada Allah dan hidup kekal selama-lamanya. Akan tetapi, dalam masa percobaan
yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka, ada sebagian malaikat yang berbuat
durhaka sehingga dimasukkan ke dalam neraka. Malaikat yang durhaka tersebut
ialah roh jahat, yang pemimpinnya adalah Iblis. Oleh karena itu kedudukan
malaikat dalam ajaran gereja Katolik tidak menentukan dan tidak memegang
peranan penting dalam penyelamatan manusia sekalipun selalu mendorong manusia
berbuat baik dan mengusir syetan dari manusia.
2). Maria, Bunda Tuhan
Kedudukan Maria dalam keyakinan gereja Roma
Katolik adalah jauh di atas para malaikat dan manusia.
3). Alam semesta
Gereja katolik juga mengajarkan bahwa alam semesta ini
adalah ciptaan Allah.[15]
e. Sistem Etika Agama Katolik
Gereja Katolik memakai “Sepuluh Perintah Tuhan”, yang disampaikan Allah
kepada Nabi Musa di gunung Sinai sebagai pedoman hidup yang harus
direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari umatnya untuk mencapai kebahagiaan
baik di dunia maupun di akhirat. Kesepuluh perintah tersebut ialah:
1. Jangan memuja berhala, berbaktilah kepada-Ku saja dan cintailah Aku lebih
dari segala sesuatu.
2. Jangan menyebut nama Allah, Tuhanmu, tidak dengan hormat.
3. Kuduskanlah hari Tuhan.
4. Hormatilah ibu-bapakmu.
5. Jangan membunuh.
6. Jangan berbuat cabul.
7. Jangan mencuri.
8. Jangan naik saksi dusta terhadap sesama manusia.
9. Jangan ingin berbuat cabul.
10. Jangan ingin akan milik sesama manusia secara tidak adil.
2. Kristen Protestan
a. Arti Istilah Protestan
Istilah bahasa latin protestari, yang kemudian melahirka
istilah protest sering diartikan secara negatif. Sampai pertengahan abad ke 18 (250 tahun
sesudah Martin Luther menempelkan 95 dalilnya di pintu Gereja Wittenburg),
istilah itu diartikan dengan “mengakui’’ atau “menyatakan
secara terbuka’’ atau “suatu pernyataan yang khidmat tentang resolusi, fakta
atau pendapat’’. Secara negatif istilah itu
diartikan sebagai “keberatan’’ atau “menyanggah’’. Nada yang negatif ini
muncul selama lebih kurang dua abad.
Protestanisme adalah sebuah gerakan dalam gereja yang didalamnya
terkandung dua arti yaitu:
1). Keberatan atas
beberapa pokok kepercayaan dan praktik gereja Roma Katolik;
2). Menyatakan
kepercayaan yang dianggap esensial bagi kepercayaan Kristen.[16]
b.
Sejarah
Mula-Mula Protestanisme
Protestanisme, dalam dalam pemunculannya sebagai gerakan yang
spesifik dan dikenal didalam gereja Kristen, merupakan konsekuensi dari gerakan
reformasi yang terjadi pada abad ke-16. Selama lebih kurang tiga abad
keberadaan Protestanisme menyebar ke bagian utara benua Eropa dan Inggiris, dan
kemudian ke Amerika Utara. Pada abad ke -19 dan awal abad ke-20, Protestanisme
tersebar hampir keseluruh dunia.[17]
Gerakan reformasi gereja memang dikenal sejak Martan Luther
(1483-1556) dan Yohanes Calvin, tetapi sebenarnya sudah ada tokoh –tokoh
pra-reformasi, seperti Wyclif di Inggiris dan Johannes Hus di Buhemia. Martin
adalah putra sulung Margaretha dan Hans Luther.[18]
Pengaruh Martyn Luther dan Calvin memang sangat menentukan pemikiran-pemikiran
para reformator yang lain hingga masa sekarang in. ketika Martyn Luther
menerbitkan 95 dalilnya, ia tidak menduga kalau dirinya sedang memulai suatu
gerakan di luar gereja. Dalil-dalilnya itu
merupakan protes terhadap praktek-praktek penjualan surat Indolgensia yang
dilakukan oleh gereja. Pengembangan dari dalil-dalilnya
itu akhirnya merupakan suatu “challenge’’ bagi seluruh system
sacramental—klerikal—hierarkhikal Gereja Katolik.
Pada
kuliah-kuliahnya di Uneversitas Wittenberg (ia menggantikan Johan Staupitz)
mengenai Alkitab, ia menemukan kenyataan bahwa God is the primary actor in
salvation and than all human beings has to do is accept God’s promised
deliverance’’ pada salib Yesus Kristus, Allah mendamaikan manusia “once for
all’’, pada 1520, melalui tulisan-tulisannya ia menjelaskan posisinya, yaitu:
1). Keselamatan
oleh iman melalui anugrah.
2). Otoritas
kekeristenan terletak pada Alkitab, bukan pada pejabat/penguasa gereja.
3). Jumlah sakramen
(an outward and visible of an inward and spiritual grace) dikurangi, tidak lagi
tujuh meelainkan dua saja, yaitu Baptisan dan Perjamuan Kudus.
c. Pokok-Pokok Ajaran
Kristen Protestan
Membicarakan pokok-pokok ajaran Protestan, terutama ajaran-ajaran
awal sebelum berkembang lebih jauh, tentu tidak dapat dilepaskan dari
pokok-pokok ajaran gereja Katolik. Pertama-tama karena memang Protestan berasal
dari Katolik, dan disamping itu dalam hubunganya akan saling memperkuat,
daripada mengingkarinya. Keduanya mempercayai Allah yang sama, pencipta alam
semesta dan penebus manusia, yang sudah menyatakan diri dan kehendak-Nya
melalui kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus Keristus. Keduanya menekankan
tanggung jawab manusia kepada Allah sebagai jawaban atas tuntutan-Nya, serta
hubungan yang “trustful’’ dengan-Nya,
serta hubungan yang bertanggungjawab dan murah hati dengan sesama manusia.[19]
1). Ajaran tentang
iman
Berdasarkan
perjanjian lama, iman berarti “mengamini dengan seluruh pribadi dan hidup akan
segala npernyataan Tuhan Allah yang dinyatakan dengan firman dan
perbuatannya’’. Sedangakn dalam perjanjian baru, iman berarti” dengan seluruh
pribadi dam hidup mengamini pernyataan Tuhan Allah, bahwa sudah mendamaikan
orang berdosa dengan dirinya sendiri di dalam Tuhan Yesus.
2). Ajaran tentang Tuhan
Ajaran
ketuhanan dalam agama Kristen adalah sebagaimana yang tercantum dalam Credo
iman Rasuli. Yaitu Tritunggal yang ke tiga-tiganya adalah Pribadi Allah dan
tiga pribadi itu adalah Allah, semuanya Maha Kudus, Mahasempurna, Maha Tahu,
Maha Kuasa dan Kekal, meskipun terdiri dari tiga pribadi (oknum) namun hanya
satu Allah, yang masing-masing memiliki suatu pengetahuan Ilahi, satu kehendak
Ilahi, satu kehidupan Ilahi, sehingga disebut dengan Tritunggal yang Maha
Kudus.[20]
3). Ajaran Tentang
Manusia
Menurut ajaran agama Kristen, manusia yang lahir ke dunia ini sudah
menagnggung dosa warisan. Karena Adam dan Hawa sebagai “manusia pertama’’ telah
berbuat dosa.
Semula manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (imago
Dei), tetapi manusia telah memberontak dan selalu akan memberontak kepada
Allah. Semula manusia Adam dan Hawa adalah manusia suci, karena mereka
diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Tujuan penciptaannya adalah
agar manusia dapat bersekutu dengan Allah dan mencerminkan kemuliannya di
dunia. Tetapi karena manusia berbuat dosa, maka gambar dan rupa Allah menjadi
rusak. Akibatnya Allah tidak mau bersekutu dengan manusia.
Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa, yang keduanya diciptakan oleh
Tuhan. Jiwa manusia menjadikan manusia hidup, berakal, dapat mengetahui,
berkehendak dan dapat memilih dengan bebas seperti malaikat. Karena jiwa itu
berwujut roh maka tidak dapat mati. Roh yang ada pada manusia itulah yang
membuat manusia lebih tinggi kedudukannya daripada ciptaan tuhan yang lain.
4). Ajaran Tentang
Etika
Etika Kristen
juga bersifat Kristosinteris, artinya merupakan pekerjaan Yesus Kristus.
Etika Kristen
bersumber pada; al-Kitab, Etika Falsafi, dan Adat istiadat dari suatu
masyarakat. Sedangkan dasar-dasar etika meliputi:
·
Kepercayaan
kepada Allah, yang menyatakan dirinya dalam dir Kristus.
·
Pengakuan
tentang manusai, yaitu tentang pandangan manusia menurut pandangan lainnya.
·
Hal
ihwal manusia (menurut gambar dan rupa Allah).
·
Hal-al
yang menyangkut asal, hakikat dan perkembangan dosa.
·
Tentang
kebebasan kehendak manusia.[21]
Salah satu perbedaan agama Kristen Katolik dan Protestan ialah dalam hal sakramen
(suatu perbuatan dan perkataan atau sebagai lambang rahmat yang tidak kelihatan
yang pada prinsipnya dikerjakan oleh Roh Kudus tetapi dengan perantaraan
seorang iman atau pastor atau uskup). Dalam agama Kristen Katolik sakremen ada
7 macam, yaitu sakramen pamndian atau baptisan, penguatan atau konfirmasi,
ekaritasi atau penjamuan malam kudus, pertobatan atau pengakuan dosa,
perminyakan atau sakramen bagi orang yang akan meninggal dunia, imamat atau
pentahbisan seorang iman, dan sakramen perkawinan.[22]
Sedangkan dalam agama Kristen Protestan sakramen ada dua macam, yaitu sakramen
pemandian atau pembaptisan dan sakramen perjamuan suci atau ekartisi.[23]
D.
Sejarah dan Perkembangan Agama Kristen di Indonesia
Pertama kali,
agama Kristen diperkenalkan oleh bangsa belanda pada abad ke-16 dengan pengaruh
ajaran Jhon Calvin (Calvinis) dan Martin Luther (Lutheran). Wilayah penganut
animism di wilayah Indonesia bagian timur serta bagian lain, seperti Maluku,
Nusa Tenggara, Papua, dan Kalimantan merupakan tujuan utama bangsa Belanda.
Dari sana, Kristen kemudian menyebar melalui palabuhan pantai Borneo menuju
Toroja (Sulawesi) serta wilayah-wilayah di Sumatera seperti Batak.[24]
Agama Kristen
berkembang di Indonesia selama masa Belanda yakni VOC. Kebijakan VOC yang
mengutuk paham Katolik dengan sukses behasil mengikat jumlah penganut paham
Kristen di Indonesia. Agama Kristen berkembang dengan sangat pesat pada abad
ke-20 yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eropa ke wilayah di
Indonesia, seperti Papua dan Sunda. Pada 1965, ketika terjadi perebutan
kekuasaan, orang-orang yang tidak beragama dianggap sebagai orang-orang atheis,
dan karenanya tidak mendapat hak-hak nya sebagai warganegara. Akibatnya, gereja
Kristen mengalami peningkatan kuantitas anggota.
Umat Kristen membentuk
suatu perkumpulan minoritas di beberapa wilayah. Pada beberapa wilayah desa
atau kampong memiliki sebutan berbeda terhadap aliran Kristen ini, seperti
Adventist atau Bala keselamatan.
Di Indonesia, terdapat dua provinsi
yang mayoritas penduduknya menganut agama Kristen yakni Papua dan Sulawesi
Utara. Di Papua, ajaran Kristen telah diamalkan secara baik oleh penduduk
aslinya. Di Sulawesi Utara, kaum Minahasa yang berpusat di sekililing Manado
berpindah agama Kristen pada sekitar abad ke-19. Pada saat ini, kebanyakan dari
penduduk asli Sulawesi Utara melaksanakan beberapa aliran Kristen. Pada tahun
2006, lima persen dari jumlah penduduk Indonesia menganut agama Kristen.
Kesimpulan
Bilamana dilihat dari segi latar belakang
sejarah asal usulnya, maka agama Kristen termasuk agama wahyu, karena
pembawanya adalah seorang Rasul yang bernama Isa, yang dipercayai kebenarannya
oleh agama Islam. Bilamana agama ini dilihat dari segi fungsinya, maka agama
Nasrani merupakan penerus agama Yahudi yang datang sebelumnya, karena agama ini
mengajarkan bahwa segala hukum Taurat dan kitab-kitab Perjanjian Lama lainnya
serta tradisi-tradisi lama yang hidup pada masa sebelumnya wajib ditaati oleh
pemeluk-pemeluknya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 1986. Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar.
Jakarta: Golden Terayon Press.
Boehlke, Robert R. 1994. Sejarah
Perkembangan Pikiran dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. Jakarta:
P.T. Bpk Gunung Mulia, 1994.
Djam’annuri. 2000.
Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama (Sebuah Pengantar). Yogyakarta:
Kurnia Kalam Semesta.
Fajri, Rahmat,. dkk. 2012. Agama-agama
Dunia. Yogyakarta: Belukar.
Manaf, Mudjahid. 1996. Sejarah Agama-agama. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Respati, Djenar Respati. 2014. Sejarah Agama-agama di
Indonesia: Mengungkap Proses Masuk dan Berkembangnya. Yogyakarta: Araska.
Smith, Huston Smith. 2001. Agama-agama Manusia. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
[1] Huston Smith, Agama-agama Manusia,
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm. 355-356.
[2] Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama
Besar, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1986), hlm. 133.
[4] Huston Smith, Agama-agama Manusia,
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm. 355.
[5] Djenar Respati, Sejarah Agama-agama di
Indonesia: Mengungkap Proses Masuk dan Berkembangnya, (Yogyakarta: Araska,
2014), hlm. 145.
[6] Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama
Besar, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1986), hlm. 134.
[7] Djenar Respati, Sejarah Agama-agama di
Indonesia: Mengungkap Proses Masuk dan Berkembangnya, (Yogyakarta: Araska,
2014), hlm.152-153.
[8] Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama
Besar, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1986), hlm. 134-135.
[9] Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama
Besar, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1986), hlm. 136-137.
[10] Rahmat Fajri, dkk., Agama-agama Dunia,
(Yogyakarta: Belukar, 2012), hlm. 465-466
[11] Djam’annuri, Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama
(Sebuah Pengantar),
(Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000), hlm. 79-80.
[12]Rahmat Fajri, dkk., Agama-agama Dunia,
(Yogyakarta: Belukar, 2012), hlm. 469-470
[13] Rahmat Fajri, dkk., Agama-agama Dunia,
(Yogyakarta: Belukar, 2012), hlm. 471.
[14]Djam’annuri, Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama
(Sebuah Pengantar),
(Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000), hlm. 81-84.
[15] Djam’annuri, Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama
(Sebuah Pengantar),
(Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000), hlm. 86-87.
[16]Djam’annuri, Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama
(Sebuah Pengantar),
(Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000), hlm. 99.
[17] Djam’annuri, Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama
(Sebuah Pengantar),
(Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000), hlm. 100.
[18] Robert
R.Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktik Pendidikan Agama
Kristen, (Jakarta: P.T. Bpk Gunung Mulia, 1994), hlm. 308.
[19] Djam’annuri, Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama
(Sebuah Pengantar),
(Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000), hlm. 101.
[21] Mudjahid Abdul
Manaf, Sejarah Agama-agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996),
hlm. 85-88.
[22] Rahmat Fajri, dkk., Agama-agama Dunia,
(Yogyakarta: Belukar, 2012), hlm. 475.
[23] Rahmat Fajri, dkk., Agama-agama Dunia,
(Yogyakarta: Belukar, 2012), hlm. 561.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar