Senin, 23 Mei 2016

Sejarah dan Perkembangan Agama Kristen



A.  PENDAHULUAN
Agama Kristen pada dasarnya adalah agama sejarah. Artinya landasan utama berdirinya agama ini bukanlah terletak pada asas-asas yang bersifat umum, tetapi didasarkan pada kejadian-kejadian nyata, yaitu pada peristiwa-peristiwa yang sesungguhnya terjadi dalam sejarah. Peristiwa terpenting dari rangkaian-rangkaian peristiwa tersebut adalah kisah kehidupan seorang tukang kayu bakar Yahudi yang tidak dikenal, lahir di sebuah kandang hewan, meninggal dengan tuduhan sebagai seorang penjahat dan bukannya sebagai seorang pahlawan.[1]
Agama ini sering pula disebut “Agama Masehi” atau “Agama Nasrani”. Bilamana agama ini disebut dengan “Nasrani”, maka nama itu dikaitkan dengan nama sebuah kampung dekat Yerussalem di mana Nabi Isa (pendirinya) diasuh dan dibesarkan. Kampung itu bernama “Nazerath”. Bila agama ini agama ini disebut “Kristen” maka nama itu mengandung arti “orang yang diurapi” yaitu orang yang digosok dengan minyak suci sebagai suatu upacara konsekrasi (pensucian). Jadi kata Kristen mengandung arti orang-orang yang telah dibaptiskan dengan perminyakan suci itu. Dengan pembaptisan tersebut orang telah diakui syah sebagai pengikut Kristus (orang yang diurapi).[2] Sedangkan kata Masehi ada hubungannya dengan Messias bahasa Ibrani yang artinya sama dengan Kristus. Sebutan inilah yang tercantum dalam beberapa ayat suci al-Qur’an, dengan kata: al-Masih ‘Isa bin Maryam. Sedangkan penganut agama ini oleh al-Qur’an disebut dengan al-Nazara.[3]
Dari semua agama yang dianut oleh manusia, agama Kristenlah yang paling luas tersebar di muka bumi ini, dan yang paling banyak penganutnya.[4] Agama Kristen masuk di Indonesia karena dibawa oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau Belanda pada abad ke-16. Sebagaimana agama-agama lain, Kristen mulai diterima oleh sebagian penduduk Indonesia yang waktu itu masih menganut kepercayaan lama.[5]
Untuk lebih lanjutnya akan dijelaskan dalam pembahasan-pembahasan di bawah ini, yaitu mengenai sejarah agama Kristen, prinsip-prinsip ajaran agama Kristen, Aliran-aliran dalam agama Kristen (Katolik dan Protestan), serta Sejarah dan Perkembangan agama Kristen di Indonesia.
A.  Sejarah Agama Kristen (Nasrani)
Menurut sejarah, Yesus Kristus dilahirkan pada tahun ke-4 sebelum tahun pertama Masehi kurang lebih pada tanggal 25 Desember tahun ke-4 SM di sebuah desa yang bernama Batlehem (Baitu Lahmin). Orang tuanya bernama Yusuf, tukang kayu yang tinggal di Nazreth, ibunya bernama Maria (Maryam). Kehamilan Maria bukan karena hubungan kelamin dengan Yusuf, tetapi karena ruh kudus dari Allah. Pada saat itu Yusuf baru berada dalam status pertunangan dengan Maria. Karena Prasangka buruk Yusuf terhadap Maria, maka datanglah Malaikat kepadanya untuk mengabarkan bahwa kehamilan Maria bukan bukan karena perbuatan seseorang, tetapi karena memang dihendaki oleh Tuhan, dan Maria akan melahirkan anak laki-laki yang bernama Immanuel (artinya: Allah beserta kita). Kemudian Yusuf tidak lagi bercampur dengan Maria sehingga melahirkan bayi yang bernama Yesus atau Immanuel itu.
Yesus sejak kecil diasuh oleh para rahib Yahudi di Yerussalem yang mengajarkan hukum-hukum Taurat serta berusaha mendidiknya menjadi pengikut Yahudi. Akan tetapi, setelah dewasa Yesus suka membantah dan menentang pendapat atau praktek-praktek Yahudi dalam pengamalan hukum-hukum Taurat yang menyeleweng dari ajaran aslinya.
Ketika berumur 30 tahun, ia dinobatkan menjadi Rasul oleh Yahya. Maka sejak itu ia menjalankan misi suciya mengkhotbahkan ajaran-ajarannya kepada bangsa Israel, terutama kepada 12 orang apostel (Rasul) nya. Setelah 7 tahun menjalankan kerasulannya pada tahun 33 M ia ditangkap oleh Gubernur Romawi di Palestina yaitu Pontius Pilatus  akibat fitnahan dari Rahib-rahib Yahudi. Ia dituduh ingin menjadi raja Yahudi dengan melawan kekuasaan Kaisar Romawi yang diwakili oleh Pentius Pilatus di Palestina itu. Setelah dipenjara beberapa waktu, kemudian dijatuhi hukuman mati di atas tiang salib. Pada waktu itu Yesus berusia 37 tahun. Salah seorang murid Yesus sendiri menjadi biang keladi dalam peristiwa penangkapan atas dirinya, yakni yang bernama Yudas Eskariot (Yahuza). Oleh karena itu, Yudas dipandang telah murtad dan ke luar dari pengikut Yesus.[6]
Menurut Gereja Kristen, kemangkatan Yesus bukanlah akhir, melainkan awal. Tiga hari kemudian, Yesus bangkit dari kematian. Para wanita yang pergi ke makam Yesus pada Minggu pagi tidak melihat jasadnya, selain pakaiannya yang terlipat di dalam kubur. Kemudian, Yesus menampakkan dirinya pada para wanita itu. Tanpa berpikir jauh, para wanita itu berlari untuk memberitahukan hal itu pada murid-murid Yesus yang semula meragukan kebangkitannya. Beberapa saat kemudian, Yesus mengajak mereka ke sebuah bukit. Memberkati mereka, sebelum pergi ke surga. Sementara itu, Yesus tidak pernah menampakkan diri lagi di permukaan bumi.
Pada hari Pantekosta, ketika murid-murid Yesus berkumpul di Yerussalem, Roh Kudus turun dari surga dan menghinggapi mereka. Sejak itu, mereka tidak lagi cemas dan takut untuk menjadi rasul-rasul yang berani menjelajahi dunia dan menyampaikan kabar gembira tentang Tuhan Yesus Kristus.[7]
Jadi menurut kepercayaan Nasrani, Yesus benar-benar telah mati disalib dan penderitaannya itu tak lain adalah karena demi untuk penebus dosa-dosa manusia oleh dirinya sendiri. Kepercayaan demikian mengandung tendensi bahwa siapa saja yang telah menjadi Kristen, maka dosa-dosanya telah diampuni dan ditanggung oleh Yesus dengan salibnya itu.
Riwayat-riwayat tentang wafatnya Yesus Kristus ini diuraikan dalam kitab-kitab Injil, misalnya Injil Matius 27: 32-56 dan sebagainya.[8]
B.  Prinsip-prinsip Ajaran Agama Kristen
Ajaran-ajaran agama Kristen mempunyai sumber dalam kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Ditemui dalam agama Kristen suatu perumusan pengakuan (syahadat) yang disyahkan oleh Gereja dan yang patut dipatuhi oleh pengikut-pengikutnya ialah suatu dasar kepercayaan keagamaan yang dijadikan salah satu sumber ajaran-ajarannya. Perumusan kesaksian tersebut tersusun dalam 12 pasal, yang akhirnya dapat disebut sebagai syahadat 12 (credo). Untuk lebih jelasnya akan disebutkan satu persatu sebagai berikut:
1.         Aku percaya kepada Allah sang Bapak yang maha Kuasa, yang menciptakan langit dan bumi.
2.         Aku percaya kepada Yesus Kristus, putra-Nya yang tunggal sebagai Tuhanku.
3.         Yang dihamilkan karena ruh suci, lahir dari gadis Maria.
4.         Yang menderita sengsara pada masa Pontius Pilatus, disalib sampai mati dan dikubur, turun kegelap gulitaan.
5.         Pada hari yang ketiga dia bangkit kembali dari tempat kediaman orag yang telah mati.
6.         Lalu naik ke Sorga bersemayam di sebelah kanan Allah sang Bapak yang maha kuasa dengan tersenyum-senyum.
7.         Dari situ akan kedatangannya kembali untuk mengadili orang yang hidup dan orang yang mati.
8.         Aku percaya kepada ruh suci.
9.         Aku percaya kepada perkumpulan Kristen yang satu yang suci dan yang luas yakni himpunan orang-orang suci.
10.     Aku percaya kepada diampuninya dosa.
11.     Aku percaya dibangkitkannya orang mati.
12.     Aku percaya hidup kekal setelah mati.[9]
C.  Aliran-Aliran dalam Agama Kristen
Sama halnya dengan agama lainnya, dalam agama Kristen terjadi juga pepecahan dalam aliran yang mempunyai titik pandangan yang berbeda yaitu:
1.    Kristen Katolik
a.    Arti Istilah Katolik
Kata “Katolik” berasal dari bahasa Yunani “khatholikos” karena ajarannya tersebar ke seluruh dunia atau dapat diterima di seluruh dunia. Yang pertama kali memperkenalkan Gereja Katolik adalah Ignatius dari Antiokia. Lebih lanjut arti Katolik dianggap sebagai sebuah nama bagi ajaran gereja yang dianggap ”benar”. Sejak Reformasi timbul,  muncul beberapa pengertian dalam tentang kata “Katolik”, dan yang terkenal di antaranya ialah pengertian yang mendapat pengaruh dari paham Marthin Luther dan John Calvin yang mengajarkan bahwa pada dasarnya gereja itu tidak tampak. Oleh karena itu, pengertian kata Katolik mencakup semua orang Kristen, sekalipun terdapat perbedaan antara satu gereja dengan gereja lainnya. Pada intinya, dapat dimengerti bahwa arti kata Katolik adalah “am”.[10]
b.    Asal Usul Agama Katolik
Sesuai dengan sejarah, Yesus Kristus adalah pembawa agama Kristen. Pada awal mulanya jemaat Kristen terdiri dari orang-orang Yahudi. Merekalah yang disebut dengan jemaat purba atau jemaat Yerussalem, atau ada pula yang menyebut mereka dengan jemaat Nazaret. Agama Kristen pada mulanya adalah untuk bangsa Yahudi, suatu agama nasional bangsa Yahudi. Akan tetapi, ketika Petrus bekerja di Yerussalem, sudah terdapat petunjuk bahwa ia membaptis seorang warga Roma, bernama Kornelius, bersama keluarganya di Kaesaria, dekat Yerussalem. Ini berarti bahwa agama Kristen berubah dari agama nasional Yahudi menjadi agama yang bersifat Internasional. Hal inilah yang merupakan permasalahan begi gereja Yerussalem sehingga Petrus menghadapi perlawanan. Pada tahun 42 M, ia pindah ke Roma secara misterius, dan menjadi paus yang pertama di sana. Paus menjabat sebagai paus selama 25 tahun dan meninggal dunia paa 67 M. Petrus adalah orang pertama dalam gereja dan dianggap sebagai jemaat induk di Yerussalem. Selain Petrus, Paulus adalah seorang rasul yang mempunyai peranan besar dalam penyiaran agama Kristen.[11]
c.    Sumber Ajaran Agama Katolik
1). Kitab Suci
    Kitab suci yang diakui dan dianggap sah oleh gereja Roma Katolik sebenarnya sama dengan kitab suci yang dipakai oleh Protestan, kecuali ada beberapa perbedaan tambahan. Kitab suci agama Kristen adalah al-Kitab atau  Bibel, yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Al-Kitab dipercayai merupakan wahyu atau firman Allah, dalam arti penulisannya mendapat bimbingan dari Roh Kudus. Ini berarti bahwa al-Kitab berasal dari Allah karena inisiatornya adalah Allah. Allahlah yang mengambil inisiatif untuk mendorong penulisnya. Allah berada dibalik pengarangnya. Hal tersebut tidak berarti bahwa Allah mendikte pengarangnya, dan bukan pula berarti bahwa isi Alkitab diturunkan dari langit. Berbeda dengan pandangan Islam yang menyatakan bahwa Al-Qur’an merupakan firman Allah melalui Rasul-Nya, maka menurut Kristen wahyu atau firman Allah yang tertulis dalam Alkitab disampaikan melalui siapa saja sehingga tidak harus melalui seorang rasul atau nabi.
a). Perjanjian Lama
Menurut Gereja Katolik, jumlah kitab suci yang terhimpun dalam Perjanjian Lama adalah 49 buah, selisih 10 buah kitab dari yang diakui oleh Protestan. Dalam kitab ini dapat dijumpai nama-nama nabi yang juga disebut dalam al-Qur’an, seperti Ibrahim, Nuh, Ismail, Ishak, Ya’qub, Daud, Harun dan Musa. Cerita Nabi Adam, termasuk cerita tentang pelanggarannya terahadap larangan Allah, terdapat dalam Kitab Kejadian yang isinya dimulai dengan riwayat penciptaan alam ini. Kitab Keluaran menceritakan tentang keluarnya bangsa Israel dari Mesir, selamat dari perbudakan oleh Fir’aun, di bawah pimpinan Musa menuju tanah Kanaan melalui gunung Sinai.
b). Perjanjian Baru
Istilah “Perjanjian Baru” dapat berarti tata keselamatan yang diadakan Allah dalam diri Yesus. Persembahan diri Yesus di kayu salib merupakan perjanjian bahwa dengan demikian orang yang percaya akan memperoleh keselamatan. Isi Perjanjian Baru mencakup 27 buah kitab yang terdiri dari 4 buah Injil, yaitu Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yahya, Kisah Para Rasul yang ditulis oleh Lukas, Surat-Surat Kiriman Paulus yang berjumlah 14 buah, Surat Yakobas, Surat Petrus, Surat Yohanes, Surat Yudas, dan Wahyu kepada Yohanes.[12]
2). Tradisi
Untuk mengetahui masalah-masalah ketuhanan, menurut Roma Katolik, ada dua macam sumber yang tepat dan benar, yaitu Kitab Suci dan Tradisi. Kekuasaan tradisi gereja sam dengan kekuasaan kitab suci. Kekuasaan tradisi gereja terbagi menjadi dua macam, yaitu traditio deklarativa, yang artinya adalah gereja merupakan satu-satunya badan yang dapat menerangkan isi kitab suci tanpa berbuat kesalahan, dan traditio konstitutiva, yang berarti gereja mempunyai tradisi yang melengkapi kitab suci.[13]
d.   Sistem Kepercayaan Agama Katolik
Ajaran ketuhanan dalam agama Kristen, termasuk gereja Roma Katolik, adalah sebagaimana tercantum dalam kredo Imam Rasuli, yaitu Tritunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus.
1). Allah Bapa
Allah Bapa adalah pencipta langit dan bumi serta segala yang terdapat di dalamnya. Allah Bapa ada di dalam surga. Allah adalah Maha Kasih terhadap segala ciptaan-Nya terutama kepada manusia. Oleh karena itu Allah senantiasa menampakkan Diri-Nya kepada manusia sebagaimana telah dilakukannya kepada Musa.
Allah tidak saja berada di surga, tetapi juga di dunia ini (immanent), bahkan jika manusia dapat menjadi tempat kediaman-Nya. Allah Bapa adalah kekal adanya. Allah tidak menghendaki kesengsaraan bagi manusia dan tidak menginginkan manusia terkena mati. Sengsara dan maut datang di dunia karena dosa. Dosa manusia itulah yang mendatangkan sengsara bagi dirinya sendiri dan bagi sesama manusia. Jika Tuhan mendatangkan kesengsaraan kepada manusia, maka itu adalah tidak lain untuk keselamatannya sendiri. Sengsara dapat merupakan hukuman yang bermanfaat di samping juga dapat merupakan cara untuk memurnikan manusia.
2). Yesus Kristus sebagai Penebus
Dalam Kredo disebutkan: “Dan akan Yesus Kristus Putra-Nya yang tunggal, Tuhan Kita”. Umat Kristiani pada umumnya yakin bahwa Yesus adalah Tuhan. Ia adlah Putra Allah yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Tuhan Yang Maha Kasih telah berjanji akan mengutus seorang penebus ke dunia, yang akan menebus dosa asal manusia serta segala akibatnya. Penebus tersebut tidak lain adalah Yesus Kristus. Menurut Perjanjian Lama, Sang Penebus itu akan diurapi sehingga di gelari dengan Messiah, al-Masih atau Kristus.
Yesus Kristus diutus ke dunia untuk melawan kejahatan dan untuk mendirikan kerajaan Allah. Yesus sebagai Tuhan berbuat mukjizat sebagai bukti bahwa kerajaan Allah sudah dekat, seperti antara lain mukjizat menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, memberi makan orang banyak di padang gurun dengan cara yang ajaib. Maksud kerajaan Allah digambarkan dalam ayat sebagai berikut: “Bila Aku membuang roh jahat dengan Roh Allah, niscaya Kerajaan Allah pun sudah datang di tengah-tengah kamu”. (Mat. 12:28).
Dalam kepercayaan Roma Katolik dan umumnya umat Kristiani, Yesus selain diyakini sebagai Tuhan juga diyakini sebagai manusia. Yesus adalah manusia sebagaimana manusia umumnya, yaitu memiliki darah, tubuh, daging dan jiwa, merasakan haus dan lapar, senang dan duka. Akan tetapi ia tanpa dosa. Ia lahir dari seorang ibu, namun dikandung dari Roh Kudus. Inilah yang sekaligus menunjuka bahwa Yesus adalah Tuhan dan manusia.
3). Roh Kudus
Roh kudus keluar dari Allah Bapa da Allah Putra. Roh Kudus diutus oleh Yesus Kristus, dari Bapa, kepada manusia, karena Yesus itu tidak menghendaki manusia itu sendirian. Roh Kudus turun ke dunia, yaitu kepada para rasul dan murid-murid Yesus dan selanjutnya pada gereja di hari pentekosta, hari kelima puluh sesudah Paskah atau pada hari kesepuluh sesudah kenaikan Yesus ke surga. Dapat dikatakan bahwa yang bekerja di dunia sekarang ini ialah Roh Kudus.[14]
Selain itu, agama Kristen Katolik mempercayai adanya:
1). Malaikat
Menurut ajaran Roma Katolik, Malaikat adalah makhluk Allah yang berwujud roh, mempunyai akal dan memiliki kehendak bebas. Kitab suci menceritakan beberapa nama malaikat seperti Gabriel, Mikail, Rafail, Kerubin, dan Serafin. Pada mulanya Allah menciptakan malaikat dengan maksud agar mereka berbakti kepada Allah dan hidup kekal selama-lamanya. Akan tetapi, dalam masa percobaan yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka, ada sebagian malaikat yang berbuat durhaka sehingga dimasukkan ke dalam neraka. Malaikat yang durhaka tersebut ialah roh jahat, yang pemimpinnya adalah Iblis. Oleh karena itu kedudukan malaikat dalam ajaran gereja Katolik tidak menentukan dan tidak memegang peranan penting dalam penyelamatan manusia sekalipun selalu mendorong manusia berbuat baik dan mengusir syetan dari manusia.
2). Maria, Bunda Tuhan
Kedudukan Maria dalam keyakinan gereja Roma Katolik adalah jauh di atas para malaikat dan manusia.
3). Alam semesta
Gereja katolik juga mengajarkan bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Allah.[15]
e.       Sistem Etika Agama Katolik
Gereja Katolik memakai “Sepuluh Perintah Tuhan”, yang disampaikan Allah kepada Nabi Musa di gunung Sinai sebagai pedoman hidup yang harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari umatnya untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Kesepuluh perintah tersebut ialah:
1.    Jangan memuja berhala, berbaktilah kepada-Ku saja dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.
2.    Jangan menyebut nama Allah, Tuhanmu, tidak dengan hormat.
3.    Kuduskanlah hari Tuhan.
4.    Hormatilah ibu-bapakmu.
5.    Jangan membunuh.
6.    Jangan berbuat cabul.
7.    Jangan mencuri.
8.    Jangan naik saksi dusta terhadap sesama manusia.
9.    Jangan ingin berbuat cabul.
10.  Jangan ingin akan milik sesama manusia secara tidak adil.

2.      Kristen Protestan
a.       Arti Istilah Protestan
Istilah bahasa latin protestari, yang kemudian melahirka istilah protest sering diartikan secara negatif.  Sampai pertengahan abad ke 18 (250 tahun sesudah Martin Luther menempelkan 95 dalilnya di pintu Gereja Wittenburg), istilah itu diartikan dengan “mengakui’’ atau “menyatakan secara terbuka’’ atau “suatu pernyataan yang khidmat tentang resolusi, fakta atau pendapat’’. Secara negatif istilah itu diartikan sebagai “keberatan’’ atau “menyanggah’’. Nada yang negatif ini muncul selama lebih kurang dua abad.  Protestanisme adalah sebuah gerakan dalam gereja yang didalamnya terkandung dua arti  yaitu:
1). Keberatan atas beberapa pokok kepercayaan dan praktik gereja Roma Katolik;
2). Menyatakan kepercayaan yang dianggap esensial bagi kepercayaan Kristen.[16]
b.      Sejarah Mula-Mula Protestanisme
Protestanisme, dalam dalam pemunculannya sebagai gerakan yang spesifik dan dikenal didalam gereja Kristen, merupakan konsekuensi dari gerakan reformasi yang terjadi pada abad ke-16. Selama lebih kurang tiga abad keberadaan Protestanisme menyebar ke bagian utara benua Eropa dan Inggiris, dan kemudian ke Amerika Utara. Pada abad ke -19 dan awal abad ke-20, Protestanisme tersebar hampir keseluruh dunia.[17]
Gerakan reformasi gereja memang dikenal sejak Martan Luther (1483-1556) dan Yohanes Calvin, tetapi sebenarnya sudah ada tokoh –tokoh pra-reformasi, seperti Wyclif di Inggiris dan Johannes Hus di Buhemia. Martin adalah putra sulung Margaretha dan Hans Luther.[18] Pengaruh Martyn Luther dan Calvin memang sangat menentukan pemikiran-pemikiran para reformator yang lain hingga masa sekarang in. ketika Martyn Luther menerbitkan 95 dalilnya, ia tidak menduga kalau dirinya sedang memulai suatu gerakan di luar gereja. Dalil-dalilnya itu merupakan protes terhadap praktek-praktek penjualan surat Indolgensia yang dilakukan oleh gereja. Pengembangan dari dalil-dalilnya itu akhirnya merupakan suatu “challenge’’ bagi seluruh system sacramental—klerikal—hierarkhikal Gereja Katolik.
Pada kuliah-kuliahnya di Uneversitas Wittenberg (ia menggantikan Johan Staupitz) mengenai Alkitab, ia menemukan kenyataan bahwa God is the primary actor in salvation and than all human beings has to do is accept God’s promised deliverance’’ pada salib Yesus Kristus, Allah mendamaikan manusia “once for all’’, pada 1520, melalui tulisan-tulisannya ia menjelaskan posisinya, yaitu:
1). Keselamatan oleh iman melalui anugrah.
2). Otoritas kekeristenan terletak pada Alkitab, bukan pada pejabat/penguasa gereja.
3). Jumlah sakramen (an outward and visible of an inward and spiritual grace) dikurangi, tidak lagi tujuh meelainkan dua saja, yaitu Baptisan dan Perjamuan Kudus.
c. Pokok-Pokok Ajaran Kristen Protestan
Membicarakan pokok-pokok ajaran Protestan, terutama ajaran-ajaran awal sebelum berkembang lebih jauh, tentu tidak dapat dilepaskan dari pokok-pokok ajaran gereja Katolik. Pertama-tama karena memang Protestan berasal dari Katolik, dan disamping itu dalam hubunganya akan saling memperkuat, daripada mengingkarinya. Keduanya mempercayai Allah yang sama, pencipta alam semesta dan penebus manusia, yang sudah menyatakan diri dan kehendak-Nya melalui kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus Keristus. Keduanya menekankan tanggung jawab manusia kepada Allah sebagai jawaban atas tuntutan-Nya, serta hubungan yang  “trustful’’ dengan-Nya, serta hubungan yang bertanggungjawab dan murah hati dengan sesama manusia.[19]
1). Ajaran tentang iman
Berdasarkan perjanjian lama, iman berarti “mengamini dengan seluruh pribadi dan hidup akan segala npernyataan Tuhan Allah yang dinyatakan dengan firman dan perbuatannya’’. Sedangakn dalam perjanjian baru, iman berarti” dengan seluruh pribadi dam hidup mengamini pernyataan Tuhan Allah, bahwa sudah mendamaikan orang berdosa dengan dirinya sendiri di dalam Tuhan Yesus.
2). Ajaran tentang Tuhan
Ajaran ketuhanan dalam agama Kristen adalah sebagaimana yang tercantum dalam Credo iman Rasuli. Yaitu Tritunggal yang ke tiga-tiganya adalah Pribadi Allah dan tiga pribadi itu adalah Allah, semuanya Maha Kudus, Mahasempurna, Maha Tahu, Maha Kuasa dan Kekal, meskipun terdiri dari tiga pribadi (oknum) namun hanya satu Allah, yang masing-masing memiliki suatu pengetahuan Ilahi, satu kehendak Ilahi, satu kehidupan Ilahi, sehingga disebut dengan Tritunggal yang Maha Kudus.[20]
3). Ajaran Tentang Manusia
Menurut ajaran agama Kristen, manusia yang lahir ke dunia ini sudah menagnggung dosa warisan. Karena Adam dan Hawa sebagai “manusia pertama’’ telah berbuat dosa.
Semula manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (imago Dei), tetapi manusia telah memberontak dan selalu akan memberontak kepada Allah. Semula manusia Adam dan Hawa adalah manusia suci, karena mereka diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Tujuan penciptaannya adalah agar manusia dapat bersekutu dengan Allah dan mencerminkan kemuliannya di dunia. Tetapi karena manusia berbuat dosa, maka gambar dan rupa Allah menjadi rusak. Akibatnya Allah tidak mau bersekutu dengan manusia.
Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa, yang keduanya diciptakan oleh Tuhan. Jiwa manusia menjadikan manusia hidup, berakal, dapat mengetahui, berkehendak dan dapat memilih dengan bebas seperti malaikat. Karena jiwa itu berwujut roh maka tidak dapat mati. Roh yang ada pada manusia itulah yang membuat manusia lebih tinggi kedudukannya daripada ciptaan tuhan yang lain.
4). Ajaran Tentang Etika
Etika Kristen juga bersifat Kristosinteris, artinya merupakan pekerjaan Yesus Kristus.
Etika Kristen bersumber pada; al-Kitab, Etika Falsafi, dan Adat istiadat dari suatu masyarakat. Sedangkan dasar-dasar etika meliputi:
·         Kepercayaan kepada Allah, yang menyatakan dirinya dalam dir Kristus.
·         Pengakuan tentang manusai, yaitu tentang pandangan manusia menurut pandangan lainnya.
·         Hal ihwal manusia (menurut gambar dan rupa Allah).
·         Hal-al yang menyangkut asal, hakikat dan perkembangan dosa.
·         Tentang kebebasan kehendak manusia.[21]
Salah satu perbedaan agama Kristen Katolik dan Protestan ialah dalam hal sakramen (suatu perbuatan dan perkataan atau sebagai lambang rahmat yang tidak kelihatan yang pada prinsipnya dikerjakan oleh Roh Kudus tetapi dengan perantaraan seorang iman atau pastor atau uskup). Dalam agama Kristen Katolik sakremen ada 7 macam, yaitu sakramen pamndian atau baptisan, penguatan atau konfirmasi, ekaritasi atau penjamuan malam kudus, pertobatan atau pengakuan dosa, perminyakan atau sakramen bagi orang yang akan meninggal dunia, imamat atau pentahbisan seorang iman, dan sakramen perkawinan.[22] Sedangkan dalam agama Kristen Protestan sakramen ada dua macam, yaitu sakramen pemandian atau pembaptisan dan sakramen perjamuan suci atau ekartisi.[23]

D.  Sejarah dan Perkembangan Agama Kristen di Indonesia
Pertama kali, agama Kristen diperkenalkan oleh bangsa belanda pada abad ke-16 dengan pengaruh ajaran Jhon Calvin (Calvinis) dan Martin Luther (Lutheran). Wilayah penganut animism di wilayah Indonesia bagian timur serta bagian lain, seperti Maluku, Nusa Tenggara, Papua, dan Kalimantan merupakan tujuan utama bangsa Belanda. Dari sana, Kristen kemudian menyebar melalui palabuhan pantai Borneo menuju Toroja (Sulawesi) serta wilayah-wilayah di Sumatera seperti Batak.[24]
Agama Kristen berkembang di Indonesia selama masa Belanda yakni VOC. Kebijakan VOC yang mengutuk paham Katolik dengan sukses behasil mengikat jumlah penganut paham Kristen di Indonesia. Agama Kristen berkembang dengan sangat pesat pada abad ke-20 yang ditandai oleh kedatangan para misionaris dari Eropa ke wilayah di Indonesia, seperti Papua dan Sunda. Pada 1965, ketika terjadi perebutan kekuasaan, orang-orang yang tidak beragama dianggap sebagai orang-orang atheis, dan karenanya tidak mendapat hak-hak nya sebagai warganegara. Akibatnya, gereja Kristen mengalami peningkatan kuantitas anggota.
       Umat Kristen membentuk suatu perkumpulan minoritas di beberapa wilayah. Pada beberapa wilayah desa atau kampong memiliki sebutan berbeda terhadap aliran Kristen ini, seperti Adventist atau Bala keselamatan.
       Di Indonesia, terdapat dua provinsi yang mayoritas penduduknya menganut agama Kristen yakni Papua dan Sulawesi Utara. Di Papua, ajaran Kristen telah diamalkan secara baik oleh penduduk aslinya. Di Sulawesi Utara, kaum Minahasa yang berpusat di sekililing Manado berpindah agama Kristen pada sekitar abad ke-19. Pada saat ini, kebanyakan dari penduduk asli Sulawesi Utara melaksanakan beberapa aliran Kristen. Pada tahun 2006, lima persen dari jumlah penduduk Indonesia menganut agama Kristen.
Kesimpulan
Bilamana dilihat dari segi latar belakang sejarah asal usulnya, maka agama Kristen termasuk agama wahyu, karena pembawanya adalah seorang Rasul yang bernama Isa, yang dipercayai kebenarannya oleh agama Islam. Bilamana agama ini dilihat dari segi fungsinya, maka agama Nasrani merupakan penerus agama Yahudi yang datang sebelumnya, karena agama ini mengajarkan bahwa segala hukum Taurat dan kitab-kitab Perjanjian Lama lainnya serta tradisi-tradisi lama yang hidup pada masa sebelumnya wajib ditaati oleh pemeluk-pemeluknya.





DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 1986. Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar. Jakarta: Golden Terayon Press.
Boehlke, Robert R. 1994. Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktik Pendidikan Agama Kristen. Jakarta: P.T. Bpk Gunung Mulia, 1994.
Djam’annuri.  2000. Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama (Sebuah Pengantar). Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta.
Fajri, Rahmat,. dkk. 2012. Agama-agama Dunia. Yogyakarta: Belukar.
Manaf, Mudjahid. 1996. Sejarah Agama-agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Respati, Djenar Respati. 2014. Sejarah Agama-agama di Indonesia: Mengungkap Proses Masuk dan Berkembangnya. Yogyakarta: Araska.
Smith, Huston Smith. 2001. Agama-agama Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.



[1] Huston Smith, Agama-agama Manusia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm. 355-356.
[2] Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1986), hlm. 133.
[3] Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 68.
[4] Huston Smith, Agama-agama Manusia, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm. 355.
[5] Djenar Respati, Sejarah Agama-agama di Indonesia: Mengungkap Proses Masuk dan Berkembangnya, (Yogyakarta: Araska, 2014), hlm. 145.
[6] Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1986), hlm. 134.
[7] Djenar Respati, Sejarah Agama-agama di Indonesia: Mengungkap Proses Masuk dan Berkembangnya, (Yogyakarta: Araska, 2014), hlm.152-153.
[8] Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1986), hlm. 134-135.
[9] Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-agama Besar, (Jakarta: Golden Terayon Press, 1986), hlm. 136-137.
[10] Rahmat Fajri, dkk., Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), hlm. 465-466
[11] Djam’annuri, Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama (Sebuah Pengantar), (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000), hlm. 79-80.
[12]Rahmat Fajri, dkk., Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), hlm. 469-470
[13] Rahmat Fajri, dkk., Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), hlm. 471.
[14]Djam’annuri, Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama (Sebuah Pengantar), (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000), hlm. 81-84.
[15] Djam’annuri, Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama (Sebuah Pengantar), (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000), hlm. 86-87.
[16]Djam’annuri, Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama (Sebuah Pengantar), (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000), hlm. 99.
[17] Djam’annuri, Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama (Sebuah Pengantar), (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000), hlm. 100.
[18] Robert R.Boehlke, Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: P.T. Bpk Gunung Mulia, 1994), hlm. 308.
[19] Djam’annuri, Agama Kita: Perspektif sejarah agama-agama (Sebuah Pengantar), (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2000), hlm. 101.
[20] Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 82.
[21] Mudjahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 85-88.
[22] Rahmat Fajri, dkk., Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), hlm. 475.
[23] Rahmat Fajri, dkk., Agama-agama Dunia, (Yogyakarta: Belukar, 2012), hlm. 561.
[24] Djenar Respati, Sejarah Agama-agama di Indonesia, (Yogyakarta: Araska ,2014), hlm.162

Tidak ada komentar:

Posting Komentar