Kamis, 31 Maret 2016

Laptop Salah Satu Media Terpenting di Pesantren



Pesantren menurut KBBI berarti ”asrama tempat santri atau tempat murid-murid mengaji.” Akar kata pesantren berasal dari kata “santri”, yaitu istilah yang pada awalnya digunakan bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama di lembaga pendidikan tradisional Islam di Jawa dan Madura. Kata “santri” yang mendapat awalan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti tempat para santri menuntut ilmu.[1]
Pesantren atau yang lebih familiar dikenal dengan pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang khas Indonesia yang telah hidup jauh sebelum kemerdekaan Negeri ini. Lembaga pendidikan ini telah berkembang sejak awal perkembangan di Nusantara. Khususnya ketika proses Islamisasi berlangsung intensif pada abad ke-13, bahkan akar-akar tradisi pesantren dapat dilacak pada tradisi pendidikan agama di masa kejayaan Hindu-Budha.[2]
Pesantren merupakan lembaga pendidikan agama yang umumnya bersifat tradisional, tumbuh dan berkembang di masyarakat pedesaan. Seiring berjalannya waktu perkembangan kebudayaan dan peradaban dunia telah melahirkan suatu perubahan dalam semua aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, dan sistem pendidikan pesantren yang telah mempengaruhi fungsi pesantren; baik sebagai lembaga pendidikan, keagamaan maupun sosial memang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, pesantren kemudian dijadikan agen perubahan (agent of change) yang diharapkan dapat berperan sebagai dinamisator dan katalisator penggerak pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menyongsong era global. Fenomena ini menunjukan bahwa pesantren mampu melakukan adaptasi sesuai dengan kemajuan zaman dan kebutuhan masyarakat.[3]
Menurut Nurcholish Madjid  bahwa tantangan arus modernisasi yang berlangsung menjadi tolok ukur seberapa jauh pesantren dapat survive dengan zamannya. Apabila pesantren mampu menjawab tantangan itu, akan memperoleh kualifikasi sebagai lembaga modern. Lembaga yang masih berpegang teguh dengan tujuan yang utuh tanpa ketinggalan zaman dan kolot.[4] Hal tersebut menunjukan bahwa pondok pesantren memang harus menjawab tantangan zaman, yaitu dengan mengikuti perkembangan zaman. Perkembangan zaman sekarang ini yaitu segala hal dikaitkan dengan yang namanya IT atau berbasis IT. Begitu pun dengan pondok pesantren, bahwa harus bisa menggunakan metode pembelajaran dengan berbasis IT tersebut. Karen mau tidak mau pesantren harus mengikuti perkembangan zaman tersebut, dan nantinya diharapkan dapat menjawab tantangan zaman yang semakin berkembang denga pesat ini, khususnya dalam bidang teknologi.
Dewasa ini, pesantren yang merupakan lembaga pendidikan yang hampir didoktrin sebagai agen perubahan ini semakin jauh berkembang, bahkan jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu. Hampir di setiap desa ataupun kota terdapat yang namanya pondok pesantren. Hal tersebut adalah salah satu bukti bahwa pendidikan pesantren mengalami peningkatan minat dan pengakuan masyarakat.
Diakui atau tidak bahwa pondok pesantren telah mengalami perubahan baik secara kelembagaan maupun substansi. Perubahan tersebut akan terus berlanjut sampai kapanpun. Karena Indonesia – khususnya- merupakan sebuah negara yang aktif mengikuti perkembangan zaman, berupaya untuk terus mengikuti perubahan. Sehingga hal tersebut berdampak pada pesantren sendiri yang mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman tersebut. Salah satu contoh perkembangan zaman tersebut yaitu perkembangan dalam hal teknologi. Teknologi yang merupakan sebuah media informasi terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Mencermati perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa lampau dan mendatang disertai dengan perkembangan kebudayaan, maka pendidikan pesantren tidak harus mengesampingkan perkembangan zaman dalam hal teknologi tersebut khususnya. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa perkambangan dalam hal teknologi tersebut telah menjadi sebuah fenomena yang harus dijalani. Karena pesantren sendiri merupakan salah satu lembaga yang tidak menutup diri dari kehidupan masyarakat, maka mau tidak mau harus menerima perkembangan teknologi tersebut.[5]
Salah satu bukti bahwa terdapat perkembangan teknologi di pondok pesantren yaitu  ditandai dengan adanya laptop di pondok pesantren. Laptop yang merupakan salah satu hasil dari perkembangan zaman tersebut kini sudah digunakan sebagai fasilitas belajar mengajar hampir diseluruh pesantren, khususnya di Indonesia. Dengan adanya laptop tersebut dapat membawa perubahan yang signifikan bagi pondok pesantren. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa laptop merupakan salah satu bukti adanya perkembangan di bidang teknologi dan informasi di pondok pesantren.
Pembelajaran berbasis IT adalah kegiatan belajar mengajar yang memanfaatkan fasilitas teknologi informasi sebagai penunjangnya. Salah satu model pembelajaran yaitu computer based learning. Model pembelajaran seperti ini merupakan pembelajaran dengan komputer sebagai alat bantunya.[6] Dalam komputer tersebut diinstall software yang bermanfaat sebagai sarana belajar bagi santri untuk menguasai kompetensi yang diajarkan. Selain software, dokumen digital semacam file buku elektronik, gambar, animasi, audio dan video, serta file pesentasi dapat disimpan ke dalam komputer yang hendak digunakan oleh santri. Dewasa ini, kepemilikan laptop pribadi, sudah menjadi hal yang biasa dan bukan hal langka, sehingga pembelajaran dengan model seperti ini sangat memungkinkan untuk diterapakan di pesantren pada tingkat dasar hingga tingkat senior.
Kajian kitab kuning merupakan salah satu ciri khas pondok pesantren. Kajian kitab kuning pada zaman dulu itu masih bersifat tradisional, seperti langsung mengkaji atau membawa kitabnya langsung ke tempat pengajiannya. Akan tetapi, zaman sekarang ini metode kajian kitab kuning itu sudah menggunakan IT, dan laptop menjadi sarananya. Meskipun tidak semua pesantren yang menggunakan IT sebagai metode pembelajaran tersebut, tetapi mayoritas pesantren sekarang ini sudah mulai menggunakan metode pembelajaran computer based learning sebagai media belajar dalam kajian kitab kuning tersebut.
Salah satu contoh model pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan fasilitas laptop ialah dengan menggunakan  maktabah syamilah.  Software Maktabah Syamilah dapat diunduh secara gratis dari website http: // shamela.ws yang berisi pustaka digital. Software ini untuk menyimpan dan mengatur dokumen kitab berbahasa  Arab yang telah diketik atau di-scan dalam bentuk file teks.[7] Software ini bisa dijadikan sebagai rujukan bagi santri untuk mempelajari kitab kuning dengan lebih mudah dan efektif, dan tentunya jika ingin menggunakan software ini memerlukan laptop sebagai sarananya.
Pondok pesantren Qudsiyyah Kudus merupakan salah satu pondok pesantren salaf yang menggunakan model pembelajaran yang menggunakan media laptop.[8] Adanya pengajaran kitab kuning (bahtsul masail kecil) dengan menggunakan program maktabah syamilah yang berisikan 16.000 kitab digital.  Selain itu, di pondok pesantren tersebut disediakannya wifi 24 jam, karena menurut Marwato, salah satu ustadz di pesantren tersebut, adanya wifi akan semakin menunjang visi Ma’had Qudsiyyah, yakni menjadi pesantren salaf yang mampu merespon peradaban masa kini.[9] Ma’had Qudsiyyah ini masih menggunakan kata salaf, tetapi bukan berarti buta terhadap  teknologi.
Pondok pesantren sekarang ini sudah menggunakan fasilitas-fasilitas yang berbasis IT sebagai media pembelajaran, di antara media yang digunakan yaitu laptop. Laptop yang merupakan salah satu bukti perkembangan zaman tersebut sudah digunakan oleh pesantre-pesantren pada zaman sekarang ini. Seperti halnya fenomena yang ada di pondok pesantren Qudsiyyah di atas. Hal tersebut menunjukan bahwa pondok pesantren telah mengikuti perkembangan zaman dan mengalami perubahan, khususnya dalam bidang teknologi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa laptop merupakan suatu media yang penting yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi santri di pondok pesantren. Dengan adanya laptop tersebut berharap dapat menjadikan santri menjadi seseorang yang terampil dan berkompetensi dengan yang lain. Karena selain pondok pesantren itu diharapkan dapat mencetak manusia masa depan yang cerdas, mandiri, terampil, tetapi juga dapat berkompetensi dan tidak ketinggalan zaman, khususnya dalam bidang teknologi.
Selain metode pembelajaran computer based learning, metode yang bisa dipakai di pondok pesantren ialah metode pembelajaran distance learning, e-learning dan online learning.[10] Semua metode di atas pada intinya menggunakan internet sebagai metode pembelajarannya. Dengan kata lain, mereka bisa lebih berwawasan luas dengan tidak hanya mendapatkan materi dari asatidz saja, tetapi dari tempat lain. Metode pembelajaran di atas membutuhkan media sebagai alat bantunya, di antara alat bantunya tersebut ialah dengan menggunakan laptop. Laptop bisa dijadikan alat bantu untuk mencari segala hal yang dibutuhkan santri dalam bidang pengetahuan di internet. Dengan menggunakan laptop sebagai media pembantunya, memudahkan santri untuk lebih berwawasan dan berpengatahuan lebih luas lagi, tidak menjadi santri yang hanya berwawasan sedikit.
Santri bisa mencari materi-materi pelajaran yang dibutuhkannya di internet. Ia bisa mendalami lebih jauh lagi materi-materi tersebut, karena pengetahuan yang didapatnya bukan hanya diperoleh dari ustadznya saja. Hal tersebut akan menjadikan santri yang bisa menjawab tantangan zaman. Selain itu, hal tersebut menjadikan santri seseorang yang tidak ortodoks. Karena ia tidak ketinggalan zaman dan bisa mengikuti perkembangan zaman, khususnya dalam bidang teknologi. Dengan kata lain, tidak menjadi santri yang “gaptek” (Gagap Teknologi).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa laptop merupakan salah satu media yang penting bagi santri di pondok pesantren. Karena laptop tersebut dapat dijadikan sebagai media atau alat bantu proses pembelajaran bagi santri. Selain itu, dengan adanya laptop di pondok pesantren menjadi sebuah bukti bahwa pondok pesantren mengikuti perkembangan zaman, khususnya dalam bidang teknologi. Salah satu buktinya yaitu adanya pesantren-pesantren yang metode pembelajarannya berbasis IT. Untuk membantu proses pembelajaran yang berbasis IT tersebut, dibutuhkan laptop sebagai alat bantunya. Oleh karena itu, sudah jelas bahwa adanya laptop di pondok pesantren sangatlah penting, guna menunjangnya proses pembelajaran.

 
DAFTAR PUSTAKA

Aflah, Noor. 2015. “Pesantren Salaf Berperadaban Masa Kini Ma’had Qudsiyyah”,  Majalah Santri: Geliat Sistem Informasi Pesantren. Vol. VI.
Ahmad, Nunu., dkk. 2010. Otoritas Pesantren dan Perubahan Sosial. Jakarta: PPA dan KBL dan DKAR.
Anwar, Ali. 2011. Pembaruan Pendidikan di Pesantren Lirboyo Kediri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arifin, Agus Zainal. 2015. “Model Pengembangan Pembelajaran kitab Kuning di Pesantren Berbasis IT”, Majalah Santri: Geliat Sistem Informasi Pesantren. Vol. VI.
Madjid, Nurcholish. 1997. Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Paramadina.
Mustofa, Ikrom. 2015. “Virtual Dakwah dan Edukasi”, Majalah Santri: Geliat Sistem Informasi Pesantren. Vol. VI.


[1] Ali Anwar, Pembaruan Pendidikan di Pesantren Lirboyo Kediri, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 22.
[2] Ikrom Mustofa, “Virtual Dakwah dan Edukasi”, Majalah Santri: Geliat Sistem Informasi Pesantren, Vol. VI, Februari 2015, hlm. 6.
[3] Nunu Ahmad, dkk., Otoritas Pesantren dan Perubahan Sosial, (Jakarta: PPA dan KBL dan DKAR, 2010), hlm. 37
[4] Nurcholish Madjid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), hlm. 3.
[5] Ikrom Mustofa, “Virtual Dakwah dan Edukasi”, Majalah Santri: Geliat Sistem Inforamsi Pesantren, Vol. VI, Februari 2015, hlm. 6.
[6] Agus Zainal Arifin, “Model Pengembangan Pembelajaran kitab Kuning di Pesantren Berbasis IT”, Majalah Santri: Geliat Sistem Informasi Pesantren, Vol. VI, Februari 2015, hlm. 10.
[7] Agus Zainal Arifin, “Model Pengembangan Pembelajaran kitab Kuning di Pesantren Berbasis IT”, Majalah Santri: Geliat Sistem Informasi Pesantren, Vol. VI, Februari 2015, hlm. 11.
[8] Noor Aflah, “Pesantren Salaf Berperadaban Masa Kini Ma’had Qudsiyyah”,  Majalah Santri: Geliat Sistem Informasi Pesantren, Vol. VI, Februari 2015, hlm. 17.
[9] Noor Aflah, “Pesantren Salaf Berperadaban Masa Kini Ma’had Qudsiyyah”,  Majalah Santri: Geliat Sistem Informasi Pesantren, Vol. VI, Februari 2015, hlm. 17.
[10] Agus Zainal Arifin, “Model Pengembangan Pembelajaran kitab Kuning di Pesantren Berbasis IT”, Majalah Santri: Geliat Sistem Informasi Pesantren, Vol. VI, Februari 2015, hlm. 11.


 Itulah sedikit tulisan saya yang dapat  dishare buat teman-teman. Tapi, gimana guys pendapat kalian tentang tulisannya? Ma'af kalau banyak kekurangannya ya, maklum baru pertama kali nulis, itu pun karena tugas akhir dari salah satu mata kuliah di kampus. Hee..
Agar tulisan saya lebih baik lagi, dengan sangat minta kritik dan sarannya dari para pembaca ya.. Terimakasih banyak.. :) 
Semoga bermanfaat...

1 komentar:

  1. benar bnagat tu,,jaman skrng yang nama ny teknologi pasti penting..

    BalasHapus